Pengambilan Keputusan Pada Dilema Etika
Melanggar Kesepakatan Kelas
Ni Putu Damayanti,S.Pd
CGP Kabupaten Karangasem Provinsi Bali
Latar belakang
Sebagai
seorang Guru ataupun pemimpin dalam pembelajaran maka dalam kehidupan
mengajarnya tentu akan menemukan permasalahan atau problematika yang harus
segera diselesaikan. Dari permasalahan yang dijumpai maka ada permasalahan yang
dapat di kategorikan sebagai bujukan moral dan ada juga yang dikategorikan
sebagai problema etika. Dari pengalaman saya bekerja pada institusi pendidikan,
saya telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi
dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada
nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih
sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab
dan penghargaan akan hidup.
Sebagai Guru di kelas 9C yang mengajar mata pelajaran
IPA, saya pernah menghadapi kasus dilema etika yang melibatkan diri saya sebgai
guru serta murid dikelas saya, dilema tersebut menyangkut bagaimana saya
mengambil keputusan dan sikap terhadap apa yang dialami oleh salah satu murid
saya. Kasus dilema etika yang sempat saya alami mengenai anak yang tidak
mengumpul tugas dan melanggar kesepakatan kelas. Hal yang seharusnya dilakukan
oleh saya sebagai guru dan pemimpin pembelajaran terkait kesepakatan kelas adalah menelpon
orangtua siswa dan melakukan komunikasi, namun setelah ditelusuri ternyata
orang tua siswa tersebut baru saja keluar dari rumah sakit dan sempat dirawat
beberapa hari di Rumah sakit akibat sesak napas. Siswa tersebut memohon melalui
telpon WA agar saya sebagai gurunya tidak menelpon orangtuanya dan tidak datang
kerumah. Karena hal tersebut bisa saja mengganggu kesehatan Ibunya yag baru
saja pulang dari rumah sakit. Hal ini saya kategorikan sebagai dilema etika. Dari
kasus tersebut sangat penting saya mengambil keputusan dengan memperhatikan dan
menerapakan prinsip dilema etika dan 9 langkah pengambilan keputusan yang telah
saya pelajari pada Modul 3.1 program pendidikan guru penggerak
Tujuan
Tujuan dari Aksi Nyata ini adalah saya dapat mengambil keputusan sebagai
pemimpin dalam pembelajaran.
Tolok Ukur
Dapat mengambil keputusan yang dapat diterima
dan dilaksanakan oleh guru
Linimasa tindakan yang akan
dilakukan :
- Mengidentifikasi masalah
- Termasukkah ke dalam dilema etika
- Mempertimbangkan penyelesaiannya dengan prinsip
dlema etika dan menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab
- Megomunikasikan hasil keptusan dan melaksanakannya
Deskripsi Aksi Nyata
Aksi nyata ini dilakukan pada semester Genap pada
kelas 9C SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2020/2021, yang diawali dengan mengidentifikasi
masalah yang dihadapi apakah termasuk bujukan moral ataukah memamg dilema
etika. Setelah dirasa bhawa kasusu yang dihadapi adalah dilema etika barulah
kemudian berusaha menyelesaiakan kasus atau masalah tersebut dengan menggunakan
prinsip dilema etika dan 9 langkah pengambilankeputusan yang sudah saya
pelajari di Modul 3.1 Program Guru penggerak
Hasil
Aksi Nyata
Dari kasus dilema etika yang sempat saya alami
mengenai anak yang tidak mengumpul tugas dan melanggar kesepakatan kelas. Hal
yang seharusnya dilakukan oleh guru terkait kesepakatan kelas adalah menelpon
orangtua siswa dan melakukan komunikasi, namun Setelah ditelusuri ternyata
orang tua siswa tersebut baru saja keluar dari rumah sakit. Dan siswa tersebut
memohon melalui telpon wa agar saya sebagai gurunya tidak menelpon orangtuanya
dan tidak datang kerumah. Karena hal tersebut bisa saja mengganggu kesehatan Ibunya
yag baru saja pulang dari rumah sakit. Hal ini saya kategorikan sebagai dilema
etika. Dan akhirnya saya memutuskan untuk tidak menelpon orang tua dari siswa
tersebut dan saya melanggar kesepakatan kelas yang saya buat dengan siswa siswa
saya yang lain di kelas tersebut Saya rasa proses pengambilan keputusan yang
dilakukan sudah sesuai dengan prinsip dan langkah yang dipelajari di modul 3.1
Studi kasus melalui tahapan
1. Keputusan yang diambil :
tidak menelpon orang tua siswa mengingat ibu siswa tersebut baru saja keluar
dari Rumah sakit
2. Prinsip yag digunakan :
1) Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) dimana kalau saya tetap
menelpon maka bisa saja Ibu siswa tersebut akan berpikir mengenai anaknya dan
akan memperburuk kondisi psikis nya. 2) Berpikir Berbasis Rasa Peduli
(Care-Based Thinking) saya peduli dengan kesehatan Ibu dari siswa tersebut.
Agar ibu siswa itu tidak syok dengan penyampaian yang akan didengarnya.
3. Penerapan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus.
1) Nilai yag bertentangan : Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice
vs mercy)
2) Yang terlibat dalam situasi tersebut diantaranya: saya sebaai Guru
dan Siswa
3) Fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut. Faktanya saya
sebagai Guru telah melanggar kesepakatan kelas yang kai buat dan saya membantu
psikologis ibu dari siswa saya agar tidak syok karena baru keluar dari Rumah
Sakit
4) Pengujian Benar Salah
a. Dalam Situasi ini tidak ada aspek pelanggaran hukum (Uji legal)
b. Dalam situasi ini tidak ada pelanggaran peraturan/kode etik
profesi (Uji regulasi)
c. Berdasarkan perasaan dan intuisi saya, tidak ada yang salah
dalam situasi ini. (Uji intuisi)
d. Yang saya rasakan bila keputusan saya dipublikasikan di halaman
depan koran adalah saya merasa nyaman, bahwa keputusan yang sayqa ambil bahkan
bisa membuat lubuk hati saya tersenyum bangga
e.
Kemungkinan keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola saya mungkin
sama keputusannya dengan apa yang saya ambil, yaitu tidak menelpon orang tua
siswa terkait siswa yang tidak membuat
tugas karena ibunya baru keluar dari RS dengan konsekuensi melanggar
kesepakatan kelas yang telah dibuat.
5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Situasinya adalah situasi
dilema etika, paradigma yang terjadi pada situasi tersebut Jangka pendek
lawan jangka panjang (short term vs long
term), dimana saya memilih hal yang bersifat jagka panjang, bila saya menelpon
bisa saja masalah selesai orang tuanya tahu perilaku aaknya, namun bisa saja
ibunya syok dan memperburuk kondisi kesehatannya
6) Melakukan Prinsip Resolusi. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema,
prinsip yang akan dipakai adalah ketiga prinsip yang ada : Berpikir Berbasis
Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based
Thinking)Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
7) Investigasi Opsi Trilema. Penyelesaian yang kreatif dan tidak
terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan
menyelesaikan masalah pada kasus ini yaitu: menunggu sampai kondisi ibu siswa
tersebut membaik atau membicarakannya dena Ayah siswa itu saja atau wali yag
dapat dipercaya.
8) Buat Keputusan. Untuk membuat suatu keputusan membutuhkan
keberanian secara moral untuk melakukannya.
9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan. Saya akan melihat kembali
proses pengambilan keputusan dan mengambil pelajarannya untuk dijadikan acuan
bagi kasus-kasus selanjutnya.
Pembelajaran Yang Didapat Dari Pelaksanaan
- Kegagalan
Dari kegiatan pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran hal yang saya anggap maih perlu
dikoreksi dan merupakan kegaagalan saya adalah lambatnya saya dalam mengambil
keputusan. Kaena harus melihat beberapa langkah yang mesti dipastikan
kebaikannya
- Keberhasilan
Berdasarkan tolok ukur yang telah dijabarkan diatas
maka kegiatan pengambilan
keputusan sebgaai seorang pemimpin pembelajaran saya kategorikan berhasil
karena saya sebagai guru sudah dapat memecahkan kasusu dilema etika dan telah
mampu mengambil keptusan dan menjalankan keputusan tersebut dengan baik
Rencana
Perbaikan
Dalam kegiatan pengambilann keputusan sebagai pemimpin pembelajaran hal hal yang direncanakan
sebagai bahan perbaikan adalah manajemen waktu dari proses mengidentifikasi
masalah sampai pada pengambilan keptusan agar dilakukan dengan lebih cepat
sehingga pengambilan keputusanpun menjadi lebih cepat pula
Dukungan yang dibutuhkan
Dalam melakukan aksi nyata saya saya sangat
membutuhkan dukungan dan suport baik dari Kepala sekolah Waka, teman /rekan guru, Orang tua
siswa dan siswa siswa
saya sendiri demi lancar dan suksesnya aksi nyata yang saya lakukan.
Dokumentasi