Senin, 21 Juni 2021

AKSI NYATA 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

 


Hai Rekan Belajar Berbudaya (Belajar bersama Bu Damayanti) apa kabar? semoga sellau sehat dan berbahagia. Kali ini saya akan menuangkan hasil aksi Nyata di Modul 3.1 terkait materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Gimana aksi nyatanya...yuk kepoin.......


Pengambilan Keputusan Pada Dilema Etika

Melanggar Kesepakatan Kelas

Ni Putu Damayanti,S.Pd

CGP Kabupaten Karangasem Provinsi Bali

 

Latar belakang

          Sebagai seorang Guru ataupun pemimpin dalam pembelajaran maka dalam kehidupan mengajarnya tentu akan menemukan permasalahan atau problematika yang harus segera diselesaikan. Dari permasalahan yang dijumpai maka ada permasalahan yang dapat di kategorikan sebagai bujukan moral dan ada juga yang dikategorikan sebagai problema etika. Dari pengalaman saya bekerja pada institusi pendidikan, saya telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

Sebagai Guru di kelas 9C yang mengajar mata pelajaran IPA, saya pernah menghadapi kasus dilema etika yang melibatkan diri saya sebgai guru serta murid dikelas saya, dilema tersebut menyangkut bagaimana saya mengambil keputusan dan sikap terhadap apa yang dialami oleh salah satu murid saya. Kasus dilema etika yang sempat saya alami mengenai anak yang tidak mengumpul tugas dan melanggar kesepakatan kelas. Hal yang seharusnya dilakukan oleh saya sebagai guru dan pemimpin pembelajaran  terkait kesepakatan kelas adalah menelpon orangtua siswa dan melakukan komunikasi, namun setelah ditelusuri ternyata orang tua siswa tersebut baru saja keluar dari rumah sakit dan sempat dirawat beberapa hari di Rumah sakit akibat sesak napas. Siswa tersebut memohon melalui telpon WA agar saya sebagai gurunya tidak menelpon orangtuanya dan tidak datang kerumah. Karena hal tersebut bisa saja mengganggu kesehatan Ibunya yag baru saja pulang dari rumah sakit. Hal ini saya kategorikan sebagai dilema etika. Dari kasus tersebut sangat penting saya mengambil keputusan dengan memperhatikan dan menerapakan prinsip dilema etika dan 9 langkah pengambilan keputusan yang telah saya pelajari pada Modul 3.1 program pendidikan guru penggerak

Tujuan

Tujuan dari Aksi Nyata ini  adalah saya dapat mengambil keputusan sebagai pemimpin dalam pembelajaran.

Tolok Ukur

Dapat mengambil keputusan yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh guru

Linimasa tindakan yang akan dilakukan :

  1. Mengidentifikasi masalah
  2. Termasukkah ke dalam dilema etika
  3. Mempertimbangkan penyelesaiannya dengan prinsip dlema etika dan menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
  4. Megomunikasikan hasil keptusan dan melaksanakannya

Deskripsi Aksi Nyata

Aksi nyata ini dilakukan pada semester Genap pada kelas 9C SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2020/2021, yang diawali dengan mengidentifikasi masalah yang dihadapi apakah termasuk bujukan moral ataukah memamg dilema etika. Setelah dirasa bhawa kasusu yang dihadapi adalah dilema etika barulah kemudian berusaha menyelesaiakan kasus atau masalah tersebut dengan menggunakan prinsip dilema etika dan 9 langkah pengambilankeputusan yang sudah saya pelajari di Modul 3.1 Program Guru penggerak

Hasil Aksi Nyata

Dari kasus dilema etika yang sempat saya alami mengenai anak yang tidak mengumpul tugas dan melanggar kesepakatan kelas. Hal yang seharusnya dilakukan oleh guru terkait kesepakatan kelas adalah menelpon orangtua siswa dan melakukan komunikasi, namun Setelah ditelusuri ternyata orang tua siswa tersebut baru saja keluar dari rumah sakit. Dan siswa tersebut memohon melalui telpon wa agar saya sebagai gurunya tidak menelpon orangtuanya dan tidak datang kerumah. Karena hal tersebut bisa saja mengganggu kesehatan Ibunya yag baru saja pulang dari rumah sakit. Hal ini saya kategorikan sebagai dilema etika. Dan akhirnya saya memutuskan untuk tidak menelpon orang tua dari siswa tersebut dan saya melanggar kesepakatan kelas yang saya buat dengan siswa siswa saya yang lain di kelas tersebut Saya rasa proses pengambilan keputusan yang dilakukan sudah sesuai dengan prinsip dan langkah yang dipelajari di modul 3.1

Studi kasus melalui tahapan

1.  Keputusan yang diambil : tidak menelpon orang tua siswa mengingat ibu siswa tersebut baru saja keluar dari Rumah sakit

2.  Prinsip yag digunakan : 1) Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) dimana kalau saya tetap menelpon maka bisa saja Ibu siswa tersebut akan berpikir mengenai anaknya dan akan memperburuk kondisi psikis nya. 2) Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) saya peduli dengan kesehatan Ibu dari siswa tersebut. Agar ibu siswa itu tidak syok dengan penyampaian yang akan didengarnya.

3.  Penerapan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus.

1)  Nilai yag bertentangan : Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

2)  Yang terlibat dalam situasi tersebut diantaranya: saya sebaai Guru dan Siswa

3)  Fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut. Faktanya saya sebagai Guru telah melanggar kesepakatan kelas yang kai buat dan saya membantu psikologis ibu dari siswa saya agar tidak syok karena baru keluar dari Rumah Sakit

4)  Pengujian Benar Salah

a.     Dalam Situasi ini tidak ada aspek pelanggaran hukum  (Uji legal)

b.     Dalam situasi ini tidak ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi (Uji regulasi)

c.     Berdasarkan perasaan dan intuisi saya, tidak ada yang salah dalam situasi ini. (Uji intuisi)

d.     Yang saya rasakan bila keputusan saya dipublikasikan di halaman depan koran adalah saya merasa nyaman, bahwa keputusan yang sayqa ambil bahkan bisa membuat lubuk hati saya tersenyum bangga

e.      Kemungkinan keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola saya mungkin sama keputusannya dengan apa yang saya ambil, yaitu tidak menelpon orang tua siswa terkait siswa  yang tidak membuat tugas karena ibunya baru keluar dari RS dengan konsekuensi melanggar kesepakatan kelas yang telah dibuat.

5)  Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma yang terjadi pada situasi tersebut Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term), dimana saya memilih hal yang bersifat jagka panjang, bila saya menelpon bisa saja masalah selesai orang tuanya tahu perilaku aaknya, namun bisa saja ibunya syok dan memperburuk kondisi kesehatannya

6)  Melakukan Prinsip Resolusi. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip yang akan dipakai adalah ketiga prinsip yang ada : Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

7)  Investigasi Opsi Trilema. Penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah pada kasus ini yaitu: menunggu sampai kondisi ibu siswa tersebut membaik atau membicarakannya dena Ayah siswa itu saja atau wali yag dapat dipercaya.

8)  Buat Keputusan. Untuk membuat suatu keputusan membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

9)  Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan. Saya akan melihat kembali proses pengambilan keputusan dan mengambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

Pembelajaran Yang Didapat Dari Pelaksanaan

  • Kegagalan

Dari kegiatan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran hal yang saya anggap maih perlu dikoreksi dan merupakan kegaagalan saya adalah lambatnya saya dalam mengambil keputusan. Kaena harus melihat beberapa langkah yang mesti dipastikan kebaikannya

  • Keberhasilan

    Berdasarkan tolok ukur yang telah dijabarkan diatas maka kegiatan pengambilan keputusan sebgaai seorang pemimpin pembelajaran saya kategorikan berhasil karena saya sebagai guru sudah dapat memecahkan kasusu dilema etika dan telah mampu mengambil keptusan dan menjalankan keputusan tersebut dengan baik

 

Rencana Perbaikan

 

Dalam kegiatan pengambilann keputusan sebagai pemimpin pembelajaran hal hal yang direncanakan sebagai bahan perbaikan adalah manajemen waktu dari proses mengidentifikasi masalah sampai pada pengambilan keptusan agar dilakukan dengan lebih cepat sehingga pengambilan keputusanpun menjadi lebih cepat pula

 

Dukungan yang dibutuhkan

Dalam melakukan aksi nyata saya saya sangat membutuhkan dukungan dan suport baik dari Kepala sekolah Waka, teman /rekan guru, Orang tua siswa dan siswa siswa saya sendiri demi lancar dan suksesnya aksi nyata yang saya lakukan.

Dokumentasi


Gambar 1 :  Screenshoot pesan WA Guru dengan siswa

Gambar 2 : Foto Orang Tua siswa ketiak dirawat di Rumah Sakit






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MEMBANGUN JIWA DAN RAGA SISWA MELALUI SEKAR GANA ( Inovasi Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 1 Amlapura)

                             MEMBANGUN JIWA DAN RAGA SISWA MELALUI SEKAR GANA  ( Inovasi Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 1 Amla...