Jumat, 19 Februari 2021

Pembelajaran Sosial dan Emosional

 


Hai Rekan Belajar Berbudaya ( Belajar Bersama Bu Damayanti)........

Curhat dikit nih selama jadi Guru pasti pernah dong suatu hari kita harus melakukan 

banyak sekali pekerjaan. Selain tugas rutin mengajar di depan kelas, mengoreksi  pekerjaan

murid dan memberikan umpan balik, menghadiri rapat dengan orangtua

 murid untuk mendiskusikan masalah kedisiplinan dan disusul dengan menulis laporan

 kepada kepala sekolah, dan berbagai tugas sebagai wali kelas atau panitia kegiatan

 sekolah sudah mengantri untuk dikerjakan. Apa yang kita rasakan?  Pada saat  itu,

 mungkin  kita merasa sulit bekerja dengan optimal. Mungkin sulit berkonsentrasi saat

 bersama murid di kelas, merasa kurang sabar saat berkomunikasi dengan orangtua murid,

 atau akhirnya lupa untuk mengisi daftar hadir siswa dan Jurnal Guru  hingga sudah larut

 malam. Belum lagi, dengan berbagai  tugas di atas, seorang guru juga dibutuhkan untuk

 mendampingi murid dengan berbagai masalahnya, mulai dari masalah datang terlambat,

 bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas, melakukan tindakan kekerasan

 atau perundungan, hingga kasus murid  yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

     Untuk menghadapi berbagai situasi yang kompleks ini, seorang pendidik

 membutuhkan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan agar dapat mengelola

 kehidupan profesional maupun personalnya.   


 “Antara stimulus dan respons ada ruang untuk memilih karena kita memiliki daya

untuk membuat pilihan. Dalam setiap respon yang kita pilih, terdapat ruang untuk 

bertumbuh dan kebebasan diri kita”

(Viktor Frankl, Neurologist, Psychologist) 

Mari membahas tentang pembelajaran sosial dan emosional yang mengacu pada kolaborasi akademik

 dan pembelajaran sosial dan emosional (CASEL). 

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif seluruh

 komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah

 memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan

 emosional. Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk 

1) memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi 

2) menetapkan dan mencapai tujuan positif 

3) merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain 

4) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif serta 

5)membuat keputusan yang bertanggung jawab.  Pembelajaran sosial dan emosional dapat diberikan
  dalam tiga ruang lingkup:  

  1.  Rutin:  pada saat kondisi yang sudah ditentukan di luar waktu belajar akademik, misalnya         kegiatan lingkaran pagi (circle time), kegiatan membaca Setelah jam makan siang 
  2. Terintegrasi dalam mata pelajaran: misalnya melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, membuat diskusi  kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah, dll. 
  3. Protokol: menjadi budaya atau aturan  sekolah yang  sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau  sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu. Misalnya, menyelesaikan konflik  yang terjadi dengan membicarakannya tanpa kekerasan,  mendengarkan orang lain yang sedang berbicara, dll.  
Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) adalah hal yang sangat penting. Pembelajaran ini berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak juga guru untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, juga untuk mengajarkan mereka menjadi orang yang baik. PSE mencoba untuk memberikan keseimbangan pada individu dan mengembangkan kompetensi personal yang dibutuhkan untuk dapat menjadi sukses. Bagaimana kita sebagai pendidik dapat menggabungkan itu semua dalam pembelajaran dan menerapkan pada diri kita sendiri sehingga anak-anak juga Guru dapat belajar menempatkan diri secara efektif dalam konteks lingkungan dan dunia. 

Pandangan kuno menyatakan bahwa pengetahuan adalah informasi yang dapat ditransfer ke otak seperti jenis perlengkapan mesin mekanis. Yang benar adalah, pengetahuan bersifat konstruktif; yang benar adalah semua proses pembelajaran bersifat relasional; yang benar adalah emosi menarik perhatian, dan perhatian mendorong terjadinya proses belajar. PSE adalah mengenai bagaimana kita menjalankan sekolah. 

Pembelajaran sosial emosional adalah tentang pengalaman apa yang akan dialami siswa, apa yang
dipelajari siswa dan bagaimana guru mengajar.  Kita dapat merancang bagaimana sekolah dan ruangan kelasnya, bagaimana waktu belajar, ruang-ruangan yang ada di sekolah, hubungan dengan komunitas sekolah dan keluarga dan yang lainnya sebagai tempat pertukaran pengetahuan, pengetahuan tentang dunia; pengetahuan tentang diri sendiri dan pengetahuan tentang orang lain yang berinteraksi dengan kita. Pengalaman-pengalaman tersebut membantu membentuk bagaimana siswa memahami diri mereka sendiri dan orang lain. Dengan demikian kita berbicara tentang anak secara utuh.  Apakah anak kita memiliki kesadaran diri, apakah mereka memiliki pemahaman kesadaran sosial, apakah mereka mampu mengambil keputusan yang baik dan bertanggung jawab. Baru setelah itu, kita membahas mengenai konteks akademis dan semua keterampilan-keterampilan penting yang kita butuhkan untuk dapat
berhasil dalam hidup.  Anak belajar saat hati mereka terbuka, terhubung dengan lingkungan sekitar serta
adanya tujuan. Belajar adalah keajaiban. Melalui PSE adalah mengenai bagaimana kita menjalankan sekolah. Pembelajaran sosial emosional

Dalam PSE ada 5 Kompetensi
  1. Kesadaran Diri 
  2. Pengelolan diri
  3. Kesadaran Sosial
  4. Keterampilan Berhubungan Sosial
  5. Pengambilan Keputusan yag Bertanggung Jawab


Artikel 1) Kesadaran Diri








Artikel 2) Pengelolaan Diri


Artikel 3) Kesadaran Sosial













Artikel 4) Keterampilan Bdrhubungan Sosial















Artikel 5) Pengambilan Keputusan Yang Bertanggung Jawab












6 komentar:

MEMBANGUN JIWA DAN RAGA SISWA MELALUI SEKAR GANA ( Inovasi Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 1 Amlapura)

                             MEMBANGUN JIWA DAN RAGA SISWA MELALUI SEKAR GANA  ( Inovasi Implementasi Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 1 Amla...