BIOSING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA
SISWA KELAS VIII I SMP NEGERI 1 AMLAPURA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh:
Ni Putu
Damayanti S.Pd. NIP. 198501312010012021
Guru IPA SMP Negeri
I Amlapura
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui,apakah penggunaan Biosing dapat meningkatkan
prestasi belajar IPA siswa kelas VIII I SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran
2014/2015. Jenis data penelitian ini adalah penelitian PTK (Penelitian Tindakan
Kelas),yang terdiri dari 2 siklus. Masing masing siklus terdiri dari
perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas VIII I sedangkan objek
penelitian adalah data skor penilaian kognitif
siswa (data I), dan skor sikap siswa
terhadap biosing (data II) kelas VIII
I SMP Negeri I Amlapura yang berjumlah 30 siswa. Nilai Kognitif didapat
dari nilai tugas, dan tes, sedangkan nilai sikap didapat dari Kuisioner. Nilai
Hasil Belajar Penggunaan Biosing Rata-rata
nilai Kognitif pada Siklus I adalah 78,33
dan pada Siklus II adalah 82,67. Nilai afektif pada Siklus I adalah 75 dan pada
siklus II nilainya 80. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa Biosing dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa
Kata-kata kunci: biosing, prestasi belajar.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam pembelajaran
kurikulum 2013 guru telah disarankan untuk melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan scientific learning yang langkah-langkah pembelajarannya terdiri
dari 5M yaitu : mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan
mengomunikasikan. Metode ini sangat baik digunakan untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa bahkan siswa sangat antusias di dalam kegiatan kelompok dan
mengomunikasikan hasil kerja kelompoknya dalam kegiatan presentasi. Namun ada
beberapa kendala yang guru hadapai di dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan Scientific learning tersebut. Seperti kegiatan mengomunikasikan
kurang berjalan baik karena siswa sering lupa terhadap beberapa materi dalam
pembelajaran yang memerlukan daya ingat, mereka sering lupa terutama terhadap
materi Ilmu Pengetahuan Alam pada bidang pelajaran ilmu biologi.
Hal ini seperti
yang dialami oleh siswa kelas VIII I SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2014/2015, yang rata-rata
memiliki nilai ulangan harian l dan Raport paling rendah diantara lima kelas
lainnya (F, G, H, I, J) yang diampu
oleh penulis yang menjadi guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Hasil Nilai
Raport semester 1 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Ajaran 2014/2015).
Nilai kelas VIII I pada ulangan harian I tanpa adanya remedial masih 40% anak
mendapat nilai di bawah KKM. Kelas VIII I SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Ajaran
2014/2015 mempunyai berbagai
permasalahan dalam proses pembelajaran seperti; 1) lemah
dalam proses mengingat materi pelajaran, 2) hanya mengandalkan belajar di kelas saja, 4) Tidak ada motivasi untuk
belajar sendiri dan mencari literatur sendiri, Interaksi dan komunikasi dengan
guru kurang efektif. Hal ini dibuktikan pula dengan 1) Rendahnya hasil nilai ulangan harian
1 semester 2 yang rata-rata nilai siswa VIII I berada di bawah KKM, 2) Peserta didik sering lupa terhadap ururtan atau susunan
tertentu dalam materi pelajaran
3) Jika tidak disuruh oleh guru anak-anak jarang mencari informasi mengenai
pelajaran yang dibahas pada buku-buku lain dan internet, 4) Malas untuk membaca
dan belajar sendiri. Dari berbagai permasalahan yang muncul di kelas VIII
I SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2014/2015 tentunya akan berdampak pada penurunan prestasi belajar.
Dalam wawancara
awal yang dilakukan penulis, sering siswa VIII I SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2014/2015 mengeluh bahwa
belajar IPA khususnya materi biologi sangat susah. Susah untuk
ingat materinya dan objeknya apalagi bila harus mengingat nama-nama ilmiah dari
tumbuhan atau hewan. Mengingat saja
sulit apalagi jika mereka harus dituntut untuk menjelaskan suatu proses atau
konsep. Maka kebanyakan dari siswa kelas VIII I SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran
2014/2015 menjadi putus asa dan mengambil jalan pintas yang beresiko dengan
jalan mencontek atau ngerepek, yang tentu saja menyalahi aturan. Waktu yang
seharusnya digunakan guru untuk pendalaman konsep dan pemahaman akan terbuang
karena harus memulai lagi dari pengenalan objek kajian materi pembelajaran .Karena daya ingat sebagai pondasi dasar
siswa untuk melangkah pada jenjang kognitif yang lebih tinggi, maka dipandang
sangat perlu untuk memperkokoh pondasi tersebut, agar siswa mampu mengingat dengan
maksimal, sehingga proses belajar
yang dicapai lebih maksimal dan menjadi lebih mudah yang dapat menunjang prestasi belajar.
Bertolak dari
hal tersebut diatas maka disinilah peran guru sebagai fasilitator dan aktor kunci
dalam pembelajaran untuk memainkan perannya. Sebagai seorang guru yang
professional selain bertugas mengajar dan mendidik juga harus tanggap terhadap
permasalahan yang muncul di kelasnya di dalam kegiatan pembelajaran. Guru yang
profesional haruslah kreatif, inovatif, mampu memecahkan permasalahan di dalam
kelas yang tentunya tiap kelas akan memiliki permasalahan yang berbeda dengan
kelas lainnya. Hal inilah yang memotivasi penulis yang sekaligus sebagai pengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di kelas VIII I SMP Negeri 1 Amlapura untuk membantu mengatasi salah satu masalah yang dihadapi oleh siswa kelas VIII
I SMP Negeri 1 Amlapura tahun
pelajaran 2014/2015 yaitu pada masalah rendahnya daya ingat yang dialami siswa
tersebut. Dengan menggunakan Biosing
yaitu lagu-lagu familiar yang diganti liriknya dengan materi Ilmu Pengetahuan
Alam khususnya materi biologi, diharapkan siswa VIII I SMP Negeri 1 Amlapura
Tahun Pelajaran
2014/2015 mampu mengingat materi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan mempermudah proses pemahaman. Karena pada dasarnya tiap manusia memiliki ketertarikan
terhadap lagu dan mampu mengingat lirik lagu tersebut sampai usia tua.
(Anonymouse, 2014)
Berdasarkan uraian tersebut, penulis mencoba menyelipkan
dan mengimplementasikan Biosing dalam
pembelajaran Ilmu Pengatahuan Alam khususnya materi biologi pada pembelajaran
Scientific Learning di kelas VIII I SMP Negeri 1 Amlapura Tahun
Pelajaran 2014/2015 pada suatu penelitian dengan judul “Biosing
untuk meningkatkan prestasi
belajar IPA siswa kelas VIII I SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2014/2015 “ dengan harapan dapat memberikan solusi dan pemecahan
masalah terhadap kemampuan mengingat siswa sehingga dengan memaksimalkan daya
ingat akan dapat menunjang prestasi belajar serta mempermudah proses belajar
pada tingkat kognitif yang lebih tinggi.
1.2
Rumusan Masalah
Sesuai
dengan latar belakang masalah di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut.
1.
Bagaimanakah penggunaan Biosing untuk meningkatkan prestasi belajar (Kognitif) IPA siswa kelas VIII I SMP
Negeri 1 Amlapura Tahun
Pelajaran 2014/2015?.
2.
Bagaimanakah sikap siswa terhadap penggunaan Biosing untuk meningkatkan prestasi belajar (Kognitif) IPA siswa kelas VIII I SMP
Negeri 1 Amlapura Tahun
Pelajaran 2014/2015
1.3 Tujuan penulisan
Karya
tulis ini, mempunyai tujuan yaitu :
1.
Untuk mengetahui Penggunaan Biosing untuk meningkatkan prestasi belajar (kognitif) IPA siswa kelas
VIII I SMP Negeri 1 Amlapura Tahun
Pelajaran 2014/2015.
2.
Uuntuk
mengetahui bagaimanakah sikap siswa terhadap penggunaan Biosing untuk meningkatkan prestasi belajar (Kognitif) IPA siswa kelas VIII I SMP Negeri
1 Amlapura Tahun
Pelajaran 2014/2015
KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Biosing
Kata biosing berasal dari kata Bio dan Sing, Dalam kamus bahasa Indonesia
bio artinya kehidupan,organisme yang
hidup, biologi dan Biosfer. Dalam hal ini Bio yang dimaksud penulis adalah Biologi
salah satu materi sains dalam Ilmu Pengetahuan Alam selain Fisiska, yang sering disebut dengan IPA terpadu. Sedangkan sing
yaitu lagu yang artinya ragam suara yang berirama. Pahonx’s (en.wordpress.com) dalam blognya menyebutkan bahwa Lagu adalah presentasi suatu hal bisa
merupakan perasaan, keadaan atau benda baik yang berwujud atau kasat mata, dengan menggunakan nada–nada yang membentuk harmonisasi
sebagai sarananya. Tujuan dari lagu itu jelas adalah untuk mempengaruhi seseorang. Dalam proses pembuatan
lagu perlu kita ketahui fase–fase
atau tahapan–tahapan yang harus diketahui dan dilalui oleh seorang pencipta
lagu. Ada 5 fase dalam pembuatan lagu. Fase–fase dalam pembuatan lagu adalah
sebagai berikut : tema lagu, judul lagu, teks lagu, nada dan chord lagu ,
bagian–bagian lagu. Jadi
yang dimaksud dengan Biosing disini
adalah lagu-lagu biologi, yang berasal dari lagu-lagu familiar seperti bintang
kecil, pelangi-pelangi, balonku yang mana liriknya diganti dengan materi
biologi dan tetap memakai not atau nada seperti aslinya.
2.2 Daya Ingat
Jika kita berbicara tentang daya ingat, maka tidak terlepas dari belajar
(learning). Belajar merupakan proses untuk memperoleh informasi atau
pengetahuan baru. Sedangkan daya ingat (memori) adalah proses untuk menyimpan
pengetahuan yang diperoleh itu dalam jangka waktu lama agar dapat mengingatnya
kembali ketika dibutuhkan. Jelas, dalam menyerap informasi dari lingkungan,
kita sangat bergantung kepada kemampuan daya ingat ini. Banyak pertanyaan tentang proses
mengingat yang masih belum terjawab. Hal itu dikarenakan, “Belajar dan memori
merupakan fenomena yang kompleks,” kata John Byrne, Ph. D., Guru Besar dan
Ketua Jurusan Neurobiologi dan Anatomi Sekolah Kedokteran Universitas Texas di
Houston, AS. “Karena melibatkan seluruh bagian otak,” tambahnya. Otak kita memerlukan
beberapa langkah untuk mengingat suatu informasi. Dimulai dengan proses
mencatat (register), menyimpan, kemudian mengambilnya kembali. Pencatatan akan
lebih efektif apabila kita memiliki perhatian dan motivasi lebih terhadap
informasi tersebut. Informasi pun akan disimpan lebih lama apabila kita sering
mengingat-ingatnya kembali. Hal itu memindahkan status memori jangka pendek
tersebut menjadi memori jangka panjang. Di dalam memori jangka panjang ini,
informasi diatur, disusun, dan dipadatkan sehingga tertata menurut petunjuk (clue)
tertentu, yang bisa dipanggil sewaktu-waktu apabila kita membutuhkannya. Tapi
proses itu tidak selalu berjalan mulus, karena ada banyak penghalang yang dapat
membuat informasi tersebut tidak mengendap sebagaimana mestinya. (Almazini, 2014).
Ada beberapa tekhnik mengingat seperti dengan menggunakan huruf, akronim, imej, peta, dan lagu yang dapat membantu ingatan. (Anonymouse, 2014). Ada beberapa hal yang
mesti diperhatikan Dalam mengingat: 1). Perhatikan
asupan gizi. 2). Cukup oksigen. 3). Mengingat
sambil menyanyi. 4).Mengingat dengan
benda. 5).Menghafal lewat dongeng. 6).Meniru gerakan. 7) Mengasosiasikan
bentuk. 8). Mainan berprosedur. 9). Mengingat lewat gambar, suara, dan gerakan. 10).
Konsep mind mapping.
2.2 Prestasi
Belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat
yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan
belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masing-masing
permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai
makna kata prestasi dan belajar. Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami
lebih mendalam tentang
pengertian prestasi belajar
itu sendiri. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian prestasi dan
belajar menurut para ahli. Prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara
individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19 dalam Sanjaya 2007). Sedangkan menurut
Mas’ud Hasan Abdul Dahar (Djamarah 1994:21 dalam Sanjaya 2007) bahwa prestasi adalah
apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati
yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dari pengertian yang dikemukakan
tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai
penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari
suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari
suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang
diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara
kelompok dalam bidang kegiatan tertentu. Menurut Slameto (1995 : 2 dalam sanjaya 2007) bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana
dari pengertian belajar sebagaimana yang
dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang
hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
individu. Sedangkan menurut Nurkencana (1986 : 62) mengemukakan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai
mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar. Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau
taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar
mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan
dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan
dalam angka atau pernyataan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar antara lain, faktor
dari dalam diri siswa (intern) Sehubungan
dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas menurut Slameto (1995 :
54) (Dalam Sanjaya, 2007)
yaitu faktor jasmani (kesehatan,
cacat tubuh), faktor psikologi (intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi,
kematangan, kesiapan) dan faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani).
Faktor
yang berasal dari luar (faktor ekstern) antara lain faktor yaitu faktor
keluarga (cara
orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, pendidian
orang tua, ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan suasana rumah),
faktor sekolah (cara guru
mengajar, alat-alat
pelajaran, kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru
dan murid, disiplin sekolah, dan media
pendidikan) dan
faktor masyarakat (Kegiatan
siswa dalam masyarakat, teman
bergaul, cara hidup lingkungan) (Sanjaya, 2007).
2.3 Kerangka Berpikir
Ada beberapa
permasalahan yang dialami oleh siswa kelas VIII I SMP Negeri 1
Amlapura Tahun Pelajaran
2014/2015, yang rata-rata memiliki nilai ulangan harian l dan nilai Raport
semester 1 paling rendah diantara lima kelas lainnya (F, G, H, I, J) yang diampu oleh penulis yang menjadi guru
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Hasil Nilai Raport semester 1 siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Ajaran 2014/2015) diantaranya adalah lemah
dalam proses mengingat materi pelajaran, Peserta
didik sering lupa
terhadap urutan atau susunan tertentu dalam materi pelajaran. Jangankan untuk memahami konsep dari
suatu materi untuk ingat saja peserta didik sudah mengalami kendala. Peserta
didik merasa susah untuk mengingat atau memanggil kembali memori mereka. Dari permasalahan yang muncul di kelas VIII
I SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2014/2015 tentunya akan berdampak pada penurunan prestasi belajar.
Karena daya
ingat sebagai pondasi dasar siswa untuk melangkah pada jenjang kognitif yang
lebih tinggi, maka dipandang sangat perlu untuk memperkokoh pondasi tersebut,
agar siswa mampu mengingat dengan maksimal, sehingga proses belajar yang dicapai lebih maksimal dan menjadi
lebih mudah yang dapat menunjang prestasi belajar. Maka dapat diberikan solusi untuk kelas VIII I SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran 2014/2015 yaitu dengan
menggunakan Biosing untuk
meningkatkan proses mengingat yaitu menggunakan lagu familiar yang diganti
liriknya menjadi lirik bertemakan materi IPA khususnya materi Biologi.
2.4 Hipotesis
Hipotesis
yang dapat dibuat adalah sebagai berikut.
- Jika
Biosing dilakukan dengan optimal
maka dapat meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII I SMP Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajarn 2014/2015.
- Jika Biosisng dilakukan secara optimal
maka siswa akan memberikan respon positif terhadap Pembelajaran IPA dengan
Biosing.
3.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas
(classroom action
research) yang secara umum bertujuan
untuk meningkatkan dan memperbaiki kegiatan pembelajaran di sekolah pada
umumnya dan dalam kelas pada khususnya.
Arikunto (2006:3)
3.2 Subyek
dan Obyek Penelitian
Subyek dan objek penelitian adalah
pembatasan yang jelas agar tidak menimbulkan kekaburan dalam penelitian. Subyek
dan obyek penelitian sangat membantu untuk menentukan data yang diambil, untuk
dapat memberikan informasi yang valid.
Subyek
yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelasVIII I SMP Negeri 1 Amlapura
Tahun Pelajaran
2014/2015 dengan jumlah 30
siswa. Siswa
perempuan berjumlah 14 orang dan
siswa laki-laki berjumlah
16 orang . Adapun obyek dalam penelitian ini adalah: prestasi belajar siswa
(aspek kognitif ) dan sikap siswa terhadap Biosing
3.3 Tempat
dan Waktu Kegiatan
Penelitian tindakan kelas
ini bertempat di kelas VIII I SMP Negeri 1 Amlapura dan waktu kegiatan
penelitian ini adalah bulan januari 2015-bulan Februari 2015 yang terdiri dari
2 siklus. Siklus pertama mengambil materi sistem Transportasi dan Respirasi
sedangkan siklus ke dua mengambil materi sistem Ekskresi.
3.4 Rancangan
Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua
siklus. Dalam setiap siklus dibagi menjadi 4 tahap kegiatan yang meliputi:
rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Alur penelitiannya dapat
menggambarkan seperti Gambar 02 di bawah ini:
Siklus I Siklus II
Perencanaan I Perencanaan
II
Tindakan 1 Tindakan
2
Laporan
Observasi/Evaluasi 1
Observasi/Evaluasi 2
Refleksi 1 Refleksi 2
3.5
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data serta instrumen penelitian
untuk masing-masing jenis data dalam penelitian yaiyu, 1) Aspek kognitif
diambil menggunakan Kuis, hasil tugas dan tes dilakukan setiap pertemuan. 2)
sikap siswa terhadap pembelajaran biosing adalah kuisioner, yang diberikan tiap
akhir siklus
3.6 Teknik analisis Data
1) Data hasil belajar
Prestasi belajar siswa yang dinilai terdiri dari dua aspek
yaitu, aspek kognitif (pengetahuan), dan afektif (sikap) terhadap
pembelajaran dengan biosing. Analisis deskriptif digunakan
untuk mendeskripsikan skor rata-rata, simpangan baku, dan presentase. Skor
rata-rata, simpangan baku, dan presentase yang dideskripsikan adalah data
sikap/minat siswa, sedangkan data
kognitif menggunakan pedoman KKM SMP Negeri 1 Amlapura yang disesuaikan dengan
kurikulum 2013 . Data
sikap siswa
dianalisis
dengan mencari nilai rata-rata dan simpangan baku
Nilai
rerata dicari dengan rumus :
Keterangan :
= Nilai
rata-rata siswa
= Jumlah
seluruh nilai yang diperoleh siswa
n = Jumlah aspek yang diukur pada tiap siswa
Kategori
nilai siswa berdasarkan KKM SMP Negeri 1
Amlapura yang disesuaikan dengan kurikulum
2013 adalah seperti Tabel 02.
Tabel 02 Pedoman Konversi Kognitif
Siswa
No |
Rentang Nilai |
Kategori |
1 |
≥ 76 |
Tuntas |
2 |
< 76 |
tidak tuntas |
Sumber : KKM Mata Pelajaran IPA kelas VIII
SMP Negeri I Amlapura Tahun Pelajaran 2014/2015
Data
hasil belajar siswa dapat diperoleh melalui nilai ulangan harian , test/quis, dan pemberian tugas. Gambaran tentang afektif siswa
terhadap mata pelajaran IPA diselipi Biosing diperoleh dengan menganalisis
data dengan analisis deskriptif yang disusun berdasarkan rata-rata ideal (MI)
dan standar deviasi ideal (SDI) dengan pedoman konversi seperti Tabel 03
Tabel 03. Pedoman Konversi Sikap
Siswa
Skor |
Kualifikasi |
MI
+ 1,5 SDI |
Sangat
positif |
MI
+ 0,5 SDI < MI + 1,5 SDI |
Positif |
MI
- 0,5 SDI < MI + 0,5 SDI |
Cukup
positif |
MI
- 1,5 SDI < MI + 0,5 SDI |
Kurang
positif |
< MI - 1,5 SDI |
Sangat
kurang positif |
(Nurkancana dan Sunartana, 1992)
Keterangan:
MI = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
SDI =1/6 (skor tertinggi ideal –
skor terendah ideal)
Pengukuran sikap siswa terhadap pelajaran IPA dapat
diperoleh dengan menggunakan tes sikap, jumlah pertanyaannya 20 butir dengan
skor minimum ideal 20 dan skor maksimum ideal 100, sehingga diperoleh mean ideal
(MI) dan standar deviasi ideal (SDI). Berdasarkan mean ideal (MI) dan standar
deviasi ideal tersebut, maka dapat dibuat kriteria kualifikasi sikap siswa yang
disajikan pada Tabel 04.
Tabel 04 Kualifikasi Sikap Siswa (afektif) terhadap Biosing
Skor |
Kualifikasi |
80 |
Sangat Positif |
66 < 80 |
Positif |
53 < 66 |
Cukup Positif |
40 < 53 |
Kurang Positif |
40 |
Sangat kurang Positif |
- HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
Deskripsi
umum penelitian ini menggambarkan nilai modus dan rata-rata (Mean) hasil
belajar siswa. Hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil tes akhir siklus I dan siklus
II sedangkan sikap dan aktivitas siswa diperoleh dari observasi selama
pembelajaran berlangsung. Skor ideal masing-masing komponen yaitu, kognitif
skor idealnya adalah 100, sikap siswa terhadap Biosing skor idealnya adalah 80. Deskripsi Hasil Belajar siswa
setelah pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 05 berikut.
Tabel 05 Analisis Deskriptif
Prestasi Belajar Kognitif
Siswa dengan pengunaan Biosing
NO |
NILAI SIKLUS I |
NILAI SIKLUS
II |
NO |
NILAI SIKLUS I |
NILAI SIKLUS
II |
NO |
NILAI SIKLUS I |
NILAI SIKLUS
II |
1 |
70 |
80 |
11 |
85 |
85 |
21 |
70 |
80 |
2 |
75 |
80 |
12 |
80 |
80 |
22 |
80 |
85 |
3 |
65 |
75 |
13 |
65 |
80 |
23 |
75 |
80 |
4 |
80 |
85 |
14 |
80 |
85 |
24 |
85 |
90 |
5 |
80 |
80 |
15 |
75 |
80 |
25 |
80 |
85 |
6 |
85 |
90 |
16 |
85 |
85 |
26 |
85 |
85 |
7 |
80 |
85 |
17 |
70 |
80 |
27 |
80 |
80 |
8 |
85 |
85 |
18 |
80 |
85 |
28 |
85 |
85 |
9 |
80 |
80 |
19 |
75 |
80 |
29 |
80 |
80 |
10 |
80 |
85 |
20 |
70 |
80 |
30 |
85 |
85 |
Tabel 06 : Nilai
rata-rata Prestasi Belajar Kognitif Siklus I dan Siklus II Kelas VIII I SMP
Negeri 1 Amlapura Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015
Nilai Hasil
Belajar |
Penggunaan Biosing |
Rata-rata |
Kognitif |
Siklus I |
78,33 |
Siklus II |
82,67 |
Tabel
: Analisis Deskriptif Sikap Siswa Terhadap
Pembelajaran IPA denga Pengunaan Biosing
Hasil Belajar |
Penggunaan
Biosing |
Rata-rata |
Kategori |
Sikap |
Siklus I |
75 |
Positif |
Siklus II |
80 |
Sangat Positif |
Grafik
dari nilai rata-rata prestasi belajar afektif siswa pada siklus I dan siklus II
di kelas VIII I SMP Negeri 1 Amlapuara Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat
pada gambar grafik di bawah ini.
4.2 Pembahasan
Hasil
penelitian pada data kognitif siklus I menunjukkan bahwa masih ada 10 anak dari
30 siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran karena nilainya berada dibawah
KKM (<76) presentase anak yang tidak tuntas adalah 33,33% sedangkan yang
tuntas adalah 66,67% nilai modusnya adalah 80, sedangkan data kognitif pada siklus
II menunjukkan bahwa 29 siswa telah tuntas (96,67%) dan ada satu orang siswa
yang tidak tuntas dengan nilai 75 (3,33%) dengan nilai modus adalah 80 yang
sama dengan siklus I, sedangkan sikap siswa pada siklus I menunjukkan rata-rata
75 dengan kategori sikap siswa positif dan pada siklus II mengalami peningkatan
dengan rata-rata 80 kategori sikap siswa sangat positif.
Hasil observasi pada siklus I
menunjukkan bahwa hasil kognitif belum menunjukkan hasil sesuai yang
diharapkan. Sebagian besar siswa masih ragu dalam bernyanyi dan memandang kegiatan seperti kegiatan anak taman
kanak-kanak, mereka banyak yang enggan mencatat lirik lagu yang diberikan guru,
hal ini terlihat pula dari masih
pasifnya siswa melaksanakan aktivitas pembelajaran dan pengerjaan tugas, bahkan dua siswa yang berada di
belakang membuat gerakan-gerakan yang mengundang tawa siswa yang lain. Pada pertemuan selanjutnya yaitu pada siklus
II siswa diberikan pengarahan-pengarahan terhadap kegiatan-kegiatan yang harus
mereka lakukan, guru memberi
penekanan pada siswa, bahwa boleh melaksanakan Biosing disertai gerakan, tapi diusahakan untuk membuat gerakan
yang bermakna.
Dua siswa yang membuat gerakan tersebut dipersilahkan memperagakannya di depan
kelas terlebih dahulu. Tampaknya arahan-arahan yang diberikan
sudah mulai dilaksanakan oleh siswa sehingga aktivitas-aktivitas yang belum
muncul pada awal pertemuan telah mulai muncul walaupun belum optimal. Seperti mengunakan Biosing
dengan lagu yang disukai siswa. Kegairahan belajar
siswa mulai tampak, dengan menanyakan lagu apa saja yang dapat digunakan dan apakah mereka dapat membuat lirik Biosing itu sendiri,
siswa senang
diberikan pembelajaran dengan Biosing, siswapun mulai
aktif membuat Biosingnya
sendiri, kemudian menerapkannya dalam pengerjaan soal-soal yang diberikan oleh
guru.
Semangat belajar siswa semakin
terpacu ketika mereka mampu
menjawab pertanyaan dengan mengandalkan Biosing,
tidak ada siswa yang merasa tertekan karena berdasar diskusi pada siklus I
dengan siswa, siswa merasa dapat menangkap dengan cepat apa yang disampaikan
dalam Biosing bahkan lebih mudah
untuk mengingatnya . Sehingga pada siklus II terjadi
peningkatan yang sangat baik pada nilai sikap siswa, siswa lebih cepat ingat dan semakin senang mengerjakan soal-soal yang
diberikan oleh guru. Peningkatan juga terjadi karena siswa
diberikan kesempatan bernyanyi
sambil belajar sehingga terhindar dari rasa bosan,
jenuh dan mengantuk .
Hasil prestasi belajar kognitif yaitu peningkatan daya ingat siswa
terjadi peningkatan yang tinggi,
hasil pada siklus I yang terdapat 10 orang di bawah KKM, dengan nilai rata-rata
adalah 78,33 sedangkan pada siklus II menjadi lebih baik yang mana hanya
terdapat 1 siswa yang tidak tuntas dengan nilai rata-rata adalah 82.67 . Hal
ini terjadi karena pengunaan Biosing sangat sesuai diterapkan pada pembelajaran pada siswa kelas VIII I SMP Negeri I Amlapura Tahun Pelajaran 2014/2015, yang
rata-rata memiliki kemampuan mengingat yang rendah, siswa
lebih mampu mengingat apa yang
disampaikan guru dan mengingat pelajaran jika menggunakan Biosing. Ketika disuruh untuk mengerjakan LKS ataupun Soal latihan,
siswa kelas VIII I tidak merasa cemas bahkan sangat bersemangat dalam kegiatan
Berdasarkan hasil pengamatan pada
akhir siklus I terdapat aspek negatif dan kendala yang terungkap. Aspek negatif
dari penggunaan Biosing
ini adalah pada penggunaan waktu dan tenaga yang lebih besar utuk belajar,
tetapi menurut siswa hal ini tidak terlalu penting karena hasil yang
dperolehnya lebih baik dan sepadan dengan tenaga dan waktu yang diberikan. Disamping itu kegiatan Biosing ini tidak dapat dilakukan pada kelas, karena dapat
mengganggu aktivitas kelas yang lain. Namun hal ini dapat disiasati dengan menggunakan
Lab IPA SMP Negeri 1 Amlapura yang letaknya agak jauh dari kelas-kelas
yang ada, sehingga tidak akan mengganggu kegiatan pembelajaran di kelas lainnya.
Kendalanya bahwa
pelaksanaan tes sebaiknya tidak dilakukan bersamaan setelah proses
pembelajaran, tetapi dilakukan pada pertemuan berikutnya atau dicari waktu lain
di luar proses pembelajaran. Dengan alasan siswa dapat kesempatan untuk
berlatih memperdalam penguasaan sejumlah materi pada Biosing
yang telah dilakukan
pada waktu sebelumnya. Tampaknya pertimbangan ini menunjukkan hasil yang
menggembirakan bahwa rerata hasil kognitif (tes) siswa pada siklus II meningkat
dibandingkan dengan
Dalam
proses pengamatan pada penelitian ini juga tampak bahwa terdapat seorang siswa dengan
nomor absen 2 yang pada siklus I memperoleh tidak tuntas serta pada siklus II
juga memperoleh nilai tidak tuntas. Namun bila ditilik dari proses perolehan hasil/nilai
yang diperolehnya maka dapat dikatakan anak tersebut mengalami peningkatan dari
nilai 65 menjadi 75. Tidak tuntasnya peserta didik ini dapat disebabkan karena
siswa tersebut di dalam kegiatan pembelajaran dengan Biosing pernah dua kali tidak hadir dalam pembelajaran dimana anak
berada dalam kondisi sakit, sehingga hal tersebut tentu dapat mempengaruhi
nilai/hasil yang di dapatnya. Namun jika dilihat secara keseluruhan, maka pada
siklus II sudah dapat dikategorikan bahwa pembelajaran dengan Biosing berhasil, yaitu penggunaan Biosing di dalam pembelajaran IPA dapat
meningkatkan prestasi belajar.
Berdasarkan
hasil penelitian ini maka perlu dikembangkan dan diimplementasikan penggunaan Biosing
guna meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam pembelajaran lebih
lanjut. Proses pembelajaran ini dapat menuntun siswa untuk megoptimalkan daya ingat terhadap suatu kajian
atau objek materi, membelajarkan siswa untuk
mandiri dan kreatif.
Siswa akan merasa betul-betul dibawa dalam suasana belajar yang menyenangkan, menambah motivasi belajar
siswa, siswa tidak merasa jenuh atau bosan sehingga siswa mempunyai harapan
untuk dapat mengoptimalkan prestasi
belajarnya.
5.
PENUTUP
5.1 Simpulan
Pembelajaran IPA dengan menggunakan Biosing dapat mengoptimalkan daya ingat dan minat/sikap siswa di kelas VIII I SMP Negeri 1 Amlapura Pelajaran 2014/2015, sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa yang terlihat dari
peningkatan hasil kognitif yang signifikan. Disamping itu siswa kelas VIII I
SMP Negeri I Amlapura Tahun
Pelajaran 2014/2015 memiliki sikap
yang positif terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan Biosing
5. 2 Saran
Berdasarkan
temuan yang telah dikemukakan di atas yaitu bahwa penggunaan Biosing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII I SMP
Negeri I Amlapura maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut.
Pertama bagi guru-guru mata pelajaran
lainnya khususnya di SMP Negeri I Amlapura diharapkan mencoba menggunakan Biosing untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang relatif cocok diterapkan pada siswa-siswi dengan
kemampuan mengingat yang sangat rendah.
Kedua bagi para peneliti lain yang
tertarik dengan masalah ini diharapkan agar mereka mencoba mengembangkan dengan
menerapkan penggunaan Biosing
dengan mata pelajaran dan jenjang siswa yang berbeda, Biosing hendaknya disiapkan dengan baik, sehingga dapat diterima
oleh siswa.
mantap nih hasil penelitiannya
BalasHapus